Bagaimana Sejarah Huruf Braille Bisa Diterima Sebagai Sistem Menulis Universal Bagi Tunanetra

Posted on

sejarah huruf braille dalam 109 detik

Tahukah kamu tentang huruf braille? Itu lho sistem huruf yang telah diterima secara universal sebagai sistem menulis untuk tunanetra. Braille adalah kode yang terdiri atas enam titik dalam pelbagai kombinasi yang ditonjolkan pada kertas sehingga dapat diraba.

Braille sekarang telah diterjemahkan ke dalam nyaris semua bahasa di dunia. Namun braille pada mulanya tidak didesain sebagai sistem tulisan untuk tunanetra.

Tonton sejarah braille ditemukan dari Ted Ed di sini:

Awal Penemuan Braille

Pada awal 1800-an, di tengah peperangan Napoleon di tengah Benua Eropa pada tengah malam, Kapten Charles Barbier dari pasukan Napoleon mencoba mengirimkan pesan kepada pasukannya. Mengirimkan komunikasi tertulis bisa jadi sangat berbahaya untuk si penerima pesan yang berada di garis depan peperangan. Begitu juga dengan menyalakan lilin untuk membaca pesan tersebut malah dapat memberitahu musuh di mana posisi pasukan yang sedang bersembunyi sehingga rentan diserbu musuh.

Kapten Barbier mencoba menusuk selembar kertas dengan pisaunya. Dia membuat serangkaian lubang pada kertas itu. Sang kapten sedang membuat pesan tersembunyi yang dapat dimengerti dengan ujung jari, bahkan di tengah kondisi sangat gelap. Apa yang dilakukannya tidak pernah dianggap sebagai sesuatu yang hebat dan diakui oleh pihak militer.

Tidak Menyerah

Namun pada tahun 1821, Kapten Barbier mencoba mendekati Institut Kerjaan untuk Pemuda Tunanetra di Paris. Ia berharap mereka bisa menemukan cara untuk menggunakan metode komunikasinya yang baru dan inovatif ini.

Ada seorang remaja bernama Louis Braille di institut itu yang memandang ide Kapten sebagai sesuatu yang luar biasa. Remaja ini mulai mengembangkan ide sang Kapten bertahun-tahun kemudian. Braille muda pun menciptakan alfabet yang terorganisir menjadi kode 6 titik yang terstandarisasi. Sistem ini luar biasa! Hari ini, huruf braille telah diadaptasi ke dalam 130 bahasa.

Ternyata apa yang pertama dipandang tidak berguna oleh militer, malah menjadi alat bantu luar biasa untuk tunanetra. Sesuatu yang tampaknya tidak berharga dapat menjadi sangat berharga dan berguna jika dikembangkan dengan baik.

Jangan menyerah. Kembangkan terus bakatmu. Belajar lebih giat. Bekerja lebih cerdik. Makin tekun. Karena jerih payahmu tidak akan sia-sia.